MOBILE LEARNING
A. Latar Belakang
Secara umum pemanfaatan ICT dapat mendukung proses belajar mandiri dan
memacu inisiatif dari siswa, sebab mereka dapat menentukan kapan dan di mana
mereka belajar. Bagi siswa yang memiliki tingkat kecepatan belajar yang tinggi,
bisa mempercepat prosesbelajar mereka.
Metode penyampaian materi yang seringkali juga disertai dengan
visualisasi dan desain menarik, dilengkapi dengan audio-video, maupun
virtual-reality nampaknya sesuai dengan minat siswa. Fitur lain yang
memungkinkan siswa berinteraksi dengan teman lainnya bisa melalui pengiriman
pesan, chatting, maupun bergabung dalam forum diskusi yang tersedia.
Bagi para pengajar, ketersediaan berbagai aplikasi yang memanfaatkan
ICT juga dapat memudahkan pengajar dalam memberikan materi tambahan yang dapat
mendukung proses belajar mengajar siswa.
Seiring dengan berkembangnya ICT, pemanfaatannya juga semakin meluas ke
berbagai bidang, mulai dari sekedar untuk hiburan, pemerintahan, dan berbagai
bidang lainnya. Salah satu manfaat yang paling dirasakan adalah pada bidang
pendidikan, adanya akses luas bagi pada penggunanya untuk mendapatkan informasi
apapun yang dibutuhkan. Ketersediaan ICT pada lembaga pendidikan saat ini,
bukan hanya sebagai penunjang, melainkan menjadi sebuah kebutuhan dan
kewajiban.
Aplikasi ICT telah memungkinkan terciptanya lingkunagn belajar global
yang berhubungan dengan jaringan yang menempatkan siswa di tengah-tengah proses
pembelajaran, dikelilingi oleh berbagai sumber belajar dan layanan belajar
elektronik. Untuk itu, sistem pendidikan konvensional seharusnya menunjukkan
sikap yang bersahabat dengan alternatif cara belajar yang baru yang sarat
dengan teknologi.
Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, banyak
aplikasi teknologi yang telah dikembangkan. Perkembangan teknologi juga
melahirkan sebuah konsep pembelajaran baru yaitu mobile learning atau
M-Learning. M-Learning adalah pembelajaran yang menggunakan telepon
bimbit atau PDA sebagai sarana untuk melakukan pembelajaran. Dengan adanya M-Learning,
seseorang boleh melakukan pembelajaran pada waktu dan tempat yang lebih
fleksibel.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan M-Learning ?
2.
Bagaimana penerapan M-Learning ?
3.
Apa Keunggulan dan
kekurangan M-Learning ?
4.
Apa
saja Jenis Konten M-Learning ?
5.
Apa
saja Manfaat dari M-Learning ?
C. Tujuan
Pembahasan
1.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan Mobile Learning
2.
Untuk
mengetahui bagaimana penerapan Mobile Learning
3.
Untuk
mengetahui keunggulan dan kekurangan Mobile Learning
4.
Untuk
mengetahui jenis konten Mobile Learning
5.
Untuk mengetahui
manfaat Mobile Learnin
A. Pengertian
Mobile Learning
Mobile learning
didefinisikan oleh Clark Quinn (Quinn
2000) sebagai : The intersection of mobile computing and e-learning:
accessible resources wherever you are, strong search capabilities, rich
interaction, powerful support for effective learning, and performance-based
assessment. ELearning independent of location in time or space. Berdasarkan
definisi tersebut maka mobile learning merupakan model pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pada konsep pembelajaran
tersebut mobile learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat di
akses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik. Hal penting yang perlu
di perhatikan bahwa tidak setiap materi pengajaran cocok memanfaatkan mobile
learning.
M-Learning adalah pembelajaran
yang unik karena pembelajar dapat mengakses materi pembelajaran, arahan dan
aplikasi yang berkaitan dengan pembelajaran, kapan-pun dan dimana-pun. Hal ini
akan meningkatkan perhatian pada materi pembelajaran, membuat pembelajaran
menjadi persuasif dan dapat mendorong motivasi pembelajar kepada pembelajaran
sepanjang hayat (lifelong) learning). Selain itu, dibandingkan
pembelajaran konvensional, M-Learning memungkinkan adanya lebih banyak
kesempatan untuk kolaborasi dan berinteraksi secara informal diantara
pembelajar.
Istilah
mobile learning (m-Learning) mengacu kepada penggunaan perangkat
teknologi informasi (TI) genggam dan bergerak, seperti PDA, telepon genggam,
laptop dan tablet PC, dalam pengajaran dan pembelajaran. Mobile Learning (m-Learning) merupakan
bagian dari electronic learning (e-Learning) sehingga, dengan
sendirinya, juga merupakan bagian dari distance learning (d-Learning).
Beberapa
kemampuan penting yang harus disediakan oleh perangkat pembelajaran m-Learning
adalah adanya kemampuan untuk terkoneksi ke peralatan lain (terutama komputer),
kemampuan menyajikan informasi pembelajaran dan kemampuan untuk merealisasikan
komunikasi bilateral antara pengajar dan pembelajar. M-Learning adalah
pembelajaran yang unik karena pembelajar dapat mengakses materi pembelajaran,
arahan dan aplikasi yang berkaitan dengan pembelajaran, kapan-pun dan
dimana-pun. Hal ini akan meningkatkan perhatian pada materi pembelajaran,
membuat pembelajaran menjadi pervasif, dan dapat mendorong motivasi pembelajar
kepada pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning). Selain itu,
dibandingkan pembelajaran konvensional, m-Learning memungkinkan adanya lebih
banyak kesempatan untuk kolaborasi secara ad hoc dan berinteraksi secara
informal diantara pembelajar.
Mobile
learning merupakan
paradigma baru dalam dunia pembelajaran. Model pembelajaran ini muncul untuk
merespon perkembangan dunia teknologi informasi dan komunikasi, khususnya
teknologi informasi dan komunikasi bergerak, yang sangat pesat belakangan ini.
Selain itu tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini, divais komunikasi bergerak
adalah salah satu perangkat yang lekat dengan kehidupan sehari-hari aktor
pembelajaran seperti pengajar dan siswa. Aplikasi mobile lerning saat ini masih
berada dalam tahap pengembangan dan dikaji oleh para pakar.
Mobile learning
merupakan interseksi dari mobile computing dan e-learning yang
menyediakan : sumber daya yang dapat diakses dari manapun, kemampuan sistem
pencarian yang tangguh, interaksi yang kaya, dukungan yang penuh terhadap
pembelajaran yang efektif dan penilaian berdasarkan kinerja. Model alternatif
pembelajaran yang memiliki karakteristik tidak tergantung lokasi dan waktu.
Selain hal tesebut, model alternatif tersebut juga diharapkan mampu menyediakan
fasilitas knowledge sharing dan visualisasi pengetahuan sehingga pengetahuan
menjadi lebih menarik dan mudah dipahami. Konsep tersebut di harapkan dapat
mendorong terwujudnya suasana pembelajaran yang baru dan dapat memotivasi
semangat belajar siswa dan guru.
B.
Penerapan Mobile Learning
Penerapan mobile
learning memang sangat cocok untuk pembelajaran, namun ada juga materi ajar
yang tidak cocok mengadopsi konsep mobile learning antara lain : materi yang
bersifat ”hands-on”, keterampilan sebagai mana dokter gigi, seni musik
khususnya mencipta lagu, interview skills, team work seperti marketing maupun
materi yang membutuhkan pengungkapan ekspresi seperti tarian. Mempertimbangkan
hal hal tersebut diatas maka penerapan mobile learning lebih baik pada jenjang
pendidikan tinggi.
Konsep
mobile learning pada jenjang Pendidikan Tinggi yang diusulkan adalah sebagai
berikut:
a.
Konsep mobile learning di fokuskan untuk menyediakan kelas pembelajaran
maya yang memungkinkan interaksi antara guru dan siswa. Interaksi
meliputi penyediaan materi ajar, ruang diskusi, penyampaian tugas dan
pengumuman penilaian.
b.
Teknologi yang diadopsi sebaiknya efektif secara pedagogi dan dinilai
sebagai sebuah sebuahpembaharuan. Selain itu teknologi yang dipilih sebaiknya
mudah di akes dan tersedia dengan distrubusi yang merata di lingkungan
siswa maupun guru.
Pengukuran
terhadap readiness atau kesiapan merupakan aktivitas yang perlu dilakukan. Hal
ini disebabkan karena kesiapan terkait dengan keberhasilan penerapan mobile
learning. Dalam konteks penerapan mobile learning kesiapan dapat dipahami sebagai
kemauan dan kemampuan untuk menyelenggarakan dan berpartisipasi dalam mobile
learning. Mobile learning readiness menyangkut semua stake holder yang
terkait dengan penerapan mobile learning antara lain guru, siswa, pihak
penyelenggara atau lembaga pendidikan dan pemerintah sebagai penyedia
infrastruktur dan regulasi.
Guru
diharapkan memiliki kemauan untuk memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi. Kemauan untuk menerima teknologi informasi dan komunikasi menjadi
pintu awal yang mempengaruhi faktor kesiapan lain yaitu ICT literacy.
Kemauan menerima teknologi akan mempengaruhi terhadap kemauan untuk menggunakan
dan mempelajari teknologi informasi dan komunikasi untuk diterapkan dalam
proses belajar mengajar. ICT literacy merupakan
kemampuan teknis dan kognitif yang dimiliki guru untuk menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi dalam proses belajar mengajar.
Siswa berperan sama pentingnya dengan guru dalam
proses pembelajaran. Kemauan siswa untuk menerima teknologi juga merupakan
dimensi kesiapan yang perlu diukur. Sedangkan dimensi kemampuan meliputi ICT
literacy, media akses, dan daya beli siswa dalam mengakses materi
pembelajaran. ICT literacy terkait dengan kemampuan teknis dan kognitif siswa
dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.
C. Keunggulan dan kekurangan mobile learning.
Mobile leraning memiliki kenggulan dan kekurangan, diantaranya :
a.
Kenggulan mobile leraning.
Perkembangan teknologi telah menciptakan
pengembangan berbagai terobosan dalam pembelajaran. Di tengah perkembangann ini
learner (pembelajar) bersinggungan dengan perangkat-perangkat teknologi
komunikasi bergerak dan teknologi internet telah menjadi gelombang
kecenderungan baru yang memungkinkan pembelajaran secara mobile atau lebih
dikenal sebagai mobile learning (m-learning) memanfaatkan divais bergerak,
khususnya telepon genggam. Kombinasi teknologi telekomunikasi dan internet
memungkinkan pengembangan sistem mobile learning atau m-learning yang pada sisi
klien memanfaatkan divais begerak, berinteraksi dengan sisi server, yaitu web
server
Meskipun saat ini m-learning masih berada pada
tahap awal pengembangan serta relatif belum begitu mapan, namun, m-learning
diperkirakan akan menjadi cukup pesat dalam jangka waktu dekat. Hal ini
didukung oleh beberapa faktor :
1.
Sarana makin banyak, murah dan
canggih.
2.
Perkembangan tekhnologi
wireless / seluler ( 2G, 2.5G, 3G, 3.5G ).
3.
Tuntutan kebutuhan.
Sebuah penelitian juga menunjukan bahwa pembelajar cukup nyaman menatap
tampilan layar perangkat yang relatif kecil dalam waktu dibawah 5 menit.
Beberapa kelebihan m-Learning dibandingkan dengan pembelajaran lain adalah:
1.
Dapat digunakan dimana-pun
pada waktu kapan-pun,
2. Kebanyakan divais bergerak memiliki harga yang relatif lebih murah
disbanding harga PC desktop,
3.
Ukuran perangkat yang kecil dan
ringan daripada PC desktop,
4. Diperkirakan dapat mengikutsertakan lebih banyak pembelajar karena
m-Learning memanfaatkan teknologi yang biasa digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam pembelajaran e-Learning, independensi waktu dan tempat menjadi faktor
penting yang sering ditekankan. Namun, dalam e-Learning tradisional kebutuhan
minimum tetap sebuah PC yang memiliki konsekuensi bahwa independensi waktu dan
tempat tidak sepenuhnya terpenuhi. Independensi ini masih belum dapat dipenuhi
dengan penggunaan notebook (komputer portabel), karena independensi waktu dan
tempat yang sesungguhnya berarti seseorang dapat belajar dimana-pun kapan-pun
dia membutuhkan akses pada materi pembelajaran.
b.
Kekurangan mobile learning.
Mobile learning merupakan salah satu alternatif yang potensial untuk
memperluas akses pendidikan. Namun, belum banyak informasi mengenai pemanfaatan
divais bergerak, khususnya telepon seluler, sebagai media pembelajaran. Hal ini
patut disayangkan mengingat tingkat kepemilikan dan tingkat pemakaian yang
sudah cukup tinggi ini kurang dimanfaatkan untuk diarahkan bagi pendidikan.
Selain itu, saat ini masih sangat
sedikit upaya pengembangan konten-konten pembelajaran berbasis divais bergerak
yang dapat diakses secara luas. Kebanyakan konten yang beredar di pasaran masih
didominasi konten hiburan yang memiliki aspek pendidikan yang kurang serta
kebanyakan adalah hasil produksi dari luar negeri yang memiliki latar budaya
yang berbeda dengan negera kita. Kenyataan ini memunculkan kebutuhan akan adanya
pengembangan-pengembangan konten/aplikasi berbasis divais bergerak yang lebih
banyak, beragam, murah dan mudah diakses.
Faktor yang menjadi keterbatasan pemanfaatan m-learning banyak terkait
dengan keterbatasan pada divais. Saat ini kebanyakan divais bergerak memiliki
keterbatasan layar tampilan, kapasitas penyimpan dan keterbatasan daya.
m-learning juga memiliki lingkungan pembelajaran yang agak berbeda dengan
e-learning atau pembelajaran konvensional. Dalam m-learning pembelajar lebih
banyak memanfaatkan m-learning pada waktu luang (spare time) atau waktu
idle (idle time) sehingga waktu untuk mengakses belajar juga terbatas.
Kekurangan m-Learning sendiri sebenarnya
lambat laun akan dapat teratasi khususnya dengan perkembangan teknologi yang
semakin maju. Kecepatan prosesor pada divais semakin lama semakin baik,
sedangkan kapasitas memori, terutama memori eksternal, saat ini semakin besar
dan murah. Layar tampilan yang relatif kecil akan dapat teratasi dengan adanya
kemampuan device untuk menampilkan tampilan keluaran ke TV maupun ke
proyektor.
Masalah media input/output yang terbatas (hanya terdiri beberapa tombol) akan teratasi dengan adanya teknologi layar sentuh (touchscreen) maupun virtual keyboard. |
Keterbatasan dalam ketersediaan catu daya akan dapat teratasi dengan
pemanfaatan sumber daya alternatif yang praktis, mudah didapat dan mudah
dibawa, seperti baterai cair, tenaga gerak manusia, tenaga matahari dan lain-lain.
D. Jenis
Konten Mobile Learning
Konten
pembelajaran dalam m-Learning memiliki jenis bermacam-macam.
Konten sangat terkait dengan kemampuan device untuk menampilkan atau
menjalankannya. Keragaman jenis konten ini mengharuskan pengembang untuk
membuat konten-konten yang tepat dan sesuai dengan karakteristik device maupun
pengguna.
a.
Teks
Kebanyakan divais saat ini telah mendukung penggunaan
teks. Hampir semua telepon seluler yang beredar saat ini telah mendukung
penggunaan SMS. Kebutuhan memori yang relatif kecil memuat konten berbasis teks
lebih mudah diimplementasikan. Namun, keterbatasan jumlah karakter yang dapat
ditampilkan harus menjadi pertimbangan dalam menampilkan konten pembelajaran
sehingga perlu strategi khusus agar konten pembelajaran dapat disampaikan
secara tepat dan efektif meskipun dengan keterbatasan ini. Salah satu contoh
aplikasi pembelajaran berbasis teks/SMS adalah StudyTXT yang dikembangkan di
salah satu Universitas di Selandia baru.
b.
Gambar
Divais bergerak yang ada sekarang telah banyak
mendukung pemakaian gambar. Kualitas gambar yang dapat ditampilkan dapat
beragam dari tipe monokrom sampai gambar berwarna berkualitas tinggi tergantung
kemampuan divais. File gambar yang didukung oleh divais umumnya bertipe PNG,
GIF, JPG. Penggunaan gambar sebagai konten pembelajaran biasanya digabungkan
dengan konten lain, misalnya teks.
c.
Audio
Banyak perangkat bergerak saat ini telah mendukung
penggunaan audio. Beberapa tipe file yang biasanya digunakan di lingkungan
divais bergerak antara lain rm, mp3, amr dan lain-lain. Oleh karena file audio
biasanya memiliki ukuran yang cukup besar, menyebabkan file audio tersebut
harus diolah terlebih dahulu sehingga dapat digunakan di lingkungan divais bergerak
yang memiliki kapasitas memori yang relatif kecil.
d.
Video
Meski dalam kualitas dan ukuran yang terbatas,
beberapa tipe divais bergerak telah mampu memainkan file video. Format file
yang didukung oleh divais bergerak antara lain adalah 3gp, MPEG, MP4, dan
lain-lain. Sama seperti file audio, kebanyakan file video memiliki ukuran yang
cukup besar sehingga harus dikonversi dan disesuaikan dengan keterbatasan
divais.
e.
Aplikasi Perangkat Lunak
Konten yang cukup menarik adalah aplikasi perangkat
lunak yang dipasang pada divais. Perangkat lunak dapat dikostumisasi sesuai
kebutuhan sehingga akan lebih mudah dan intuitif untuk digunakan. Aplikasi
perangkat lunak ini juga mampu menggabungkan konten-konten lain seperti teks,
audio dan video sehingga menjadi lebih interaktif. Jenis aplikasi yang saat ini
banyak digunakan antara lain aplikasi berbasis WAP/WML, aplikasi Java, aplikasi
Symbian, dan lain-lain.
E. Fungsi
dan Manfaat Mobile Learning
Terdapat tiga fungsi Mobile Learning dalam kegiatan pembelajaran di
dalam kelas (classroom instruction), yaitu sebagai suplement (tambahan) yang
sifatnya pilihan (opsional), pelengkap (komplemen), atau pengganti(substitusi).
a.
Suplemen(tambahan)
Mobile
Learning berfungsi sebagai suplement (tambahan), yaitu: peserta didik mempunyai
kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi Mobile Learning atau tidak.
Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses
materi Mobile Learning. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang
memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
b.
Komplemen(pelengkap)
Mobile Learning berfungsi sebagai komplemen (pelengkap), yaitu: materinya diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Di sini berarti materi Mobile Learning diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (penguatan) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.
Mobile Learning berfungsi sebagai komplemen (pelengkap), yaitu: materinya diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Di sini berarti materi Mobile Learning diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (penguatan) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.
c.
Substitusi (pengganti)
Beberapa
perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model
kegiatan pembelajaran kepada para peserta didik /siswanya. Tujuannya agar para
peserta didik dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai
dengan waktu dan aktifitas sehari-hari peserta didik. Ada tiga alternative
model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu: 1)
sepenuhnya secara tatap muka (konvensional); 2) sebagian secara tatap muka dan
sebagian lagi melalui internet, atau 3) sepenuhnya melalui internet.
Mobile Learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan
materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan
pendidik/instruktur maupun antara sesama peserta didik dapat saling berbagi
informasi atau pendapat mengenai berbagi hal yang menyangkut pelajaran ataupun
kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Pendidik/instruktur dapat
menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh
peserta didik di tempat tertentu di dalam websites untuk diakses oleh para
peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, pendidik/instruktur dapat pula
memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu
maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dalam rentang waktu tertentu pula.
Berikut ini ada beberapa manfaat
mengenai Mobile Learning dari dua sudut, yaitu dari sudut peserta didik dan pendidik :
1. Peserta Didik
Dengan kegiatan Mobile Learning dimungkinkan berkembangnya
fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, peserta
didik dapat mengaskses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang.
Peserta didik juga dapat berkomunikasi dengan pendidik setiap saat. Dengan
kondisi yang demikian ini, peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya
terhadap materi pembelajaran.
Manakala fasilitas infrastruktur tidak hanya tersedia di daerah
perkotaan tetapi telah menjangkau daerah kecamatan dan pedesaaan, maka kegiatan
Mobile Learning akan memberikan manfaat kepada peserta didik yang : 1) belajar
di sekolah-sekolah kecil di daerah miskin untuk mengikuti mata pelajaran tertentu
yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya; 2) mengikuti program pendidik
dirumah (home schoolers) untuk mempelajari materi pembelajaran yang tidak dapat
diajarkan oleh para orang tuanya, seperti bahasa asing dan keterampilan di
bidang komputer; 3) merasa phobia dengan sekolah, atau peserta didik yang
dirawat di rumah sakit maupun di rumah, yang putus sekolah tetapi berminat
melanjutkan pendidikannya, maupun peserta didik yang berada di berbagai daerah
atau bahkan yang berada di luar negeri; dan 4) tidak tertampung di sekolah
konvensional untuk mendapatkan pendidikan.
2. Pendidik
Dengan adanya kegiatan Mobile
Learning, beberapa manfaat yang diperoleh pendidik/instruktur antara lain
adalah bahwa mereka dapat: 1) lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan
belajar yang menjadi tanggung jwabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan
keilmuan yang terjadi; 2) mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna
peningkata wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif banyak; 3)
mengontrol kegiatan belajar peserta didik, bahkan pendidik/instruktur juga
dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari,
berapa lama sesuatu topik dipelajri, serta berapa kali topik tertentu
dipelajari ulang; 4) mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal
latihan setelah mempelajari topik tertentu; 5) memeriksa jawaban peserta didik
dan memberitahukan hasilnya kepda peserta didik.
Mobile Learning dapat dimanfaatkan
dan dikembangkan dalam membentuk budaya belajar baru yang lebih modern,
demokratis dan mendidik. Budaya belajar adalah bagian kecil dari budaya
masyarakat. Budaya masyarakat diartikan sebagai keterpaduan keseluruhan objek,
ide, pengetahuan, lembaga, cara mengerjakan sesuatu, kebiasaan, pola perilaku,
nilai, dan sikap tiap generasi dalam suatu masyarakat yang diterima suatu
generasi dari generasi pendahulunya dan diteruskan acapkali dalam bentuk yang
sudah berubah kepada generasi penerusnya (Kartasasmita, 2003).
TERIMA KASIH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar